Alessandro Volta (1745 – 1827) menemukan bahwa pasangan logam tertentu dapat membangkitkan GGL, gaya gerak listrik ini menyebabkan arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian. Pasangan logam tersebut adalah Cu (tembaga) dan Zn (seng). Sumber tegangan pertama yang dapat mengalirkan arus listrik cukup besar adalah elemen Volta. Tegangan yang dihasilkan adalah 1,5 V. H2SO4 (asam sulfat) yang dipakai sebagai elektrolit akan terdisosiasi menjadi H+ dan SO4-2. Energi yang diperlukan untuk menggerakkan elektron-elektron dari elektroda Zn ke elektroda Cu dan jumlah energi per satuan muatan yang tersedia dari elemen Volta dinyatakan dalam satuan volt atau joule per coulomb.
Namun terdapat kelemahan, yaitu terjadi polarisasi pada batang tembaga. Polarisasi yaitu timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada kutub +. Adanya gelembung-gelembung ini dikarenakan gas hidrogen tidak dapat bersenyawa dengan Cu, akibatnya menghalangi jalannya aliran listrik sehingga lampu tidak menyala. Sebagai kutub positif (anoda) dalam elemen Volta adalah Cu sedangkan Zn sebagai kutub negatif (katoda)dan H2SO4 encer sebagai larutan elektrolit yang berakibat terdisosiasi menjadi ion 2H+ dan SO42-.
Elemen Daniell
Elemen Daniell merupakan modifikasi dari elemen Volta, yaitu dengan memperbaiki penampilan elemen. Untuk mencegah polarisasi gas hidrogen, elektrode dilindungi oleh larutan tembaga sulfat (larutan kimia) yang dinamakan depolarisator. Depolarisator (larutan tembaga sulfat) dipisahkan dari larutan elektrolit (asam sulfat encer) dengan bejana berpori sehingga ion-ion masih dapat lewat dari elektrode satu ke elektrode lainnya melalui larutan elektrolit da depolarisator. Bejana tembaga sebagai elektrode positif dan batang seng sebagai elektrode negatif.