Teknologi Rem yang aman

Teknologi Rem yang aman

Dalam menghentikan kendaraan yang melaju digunakan perangkat (alat) yang dinamakan dengan rem, alat ini bekerja dengan adanya gaya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan berambah sesuai dengan adanya pembagian beban pada ban. Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya akan lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila kendaraan direm maka titik pusat gravitasi akan pindah ke depan (bergerak maju) hal ini disebabkan adanya gaya inertia yang bekerja pada berat mobil, dan juga adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.


Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci hal ini menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan, ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar. Dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, roda belakang akan begerak seperti ekor ikan ( bergerak kanan kiri dan sukar terkontrol). Dan ini sangat berbahaya.


Bagaimana cara mengetasinya?


Ada dua cara :


1. Secara Konvensional


Dengan adanya alasan seperti itu, maka diperlukan suatu alat yang dapat membagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan daripada roda belakang, alat ini disebut dengan "katup pengimbang" (Proportioning Valve) atau yang biasa disebut dengan katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman pada roda belakang akan berkurang.


Disamping katup P, efek yang sama juga dapat diperoleh dari load sensing and proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai dengan beban, proportioning and bypass valve (P & BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke roda tanpa melalui katup P bila sistem rem roda depan tidak berfungsi, katup decelaration-sensing and proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan deselerasi selama pengereman, dan perlengkapan lainnya.


2. Secara Otomatis


Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan agar kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengemdalian kemudi dengan baik.


Perhatian:


1. Bila kendaraan mulai ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan roda kemudi untuk lebih mudah menghindar dari rintangan.


2. Bila rem bekerja selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti dengan aman tanpa mengalami perubahan langsung.


Demikian penjelasan Teknologi Rem yang aman

Memahami Komponen-Komponen Utama Karburator


Berikut ini merupakan keterangan untuk Memahami Komponen-Komponen Utama Karburator, satu persatu akan dijelaskan per bagiannya:

a.       Ruang Bahan Bakar.

semua karburator memerlukan suplai bahan bakar yang selalu stabil.penyuplaian bahan bakar (dari tangki) akan dikendalikan oleh pelampung. Pelampung berfungsi untuk mengatur/ mengontrol pergerakan jarum pelampung bedarkan jumlah bahan bakar yang terdapat didalam ruang bahan bakar. Jarum pelampung berfungsi untuk menutup dan membuka seluran bahan bakar dari tangki. Bila jumlah bahan bakar di ruang bahan bakar telah mencapai ketinggian tertentu, maka jarum pelampung akan menutup saluran dan sebaliknya, bila bahan bakar telah berkurang maka pelampung akan turun dan jarum pelampung akan membuka saluran bahan bakar dari tangki.

b.      Choke valve

Choke valve berfungsi untuk memperkaya campuran bahan bakar, terutama pada saat engine dalam keadaan dingin. Untuk menghsilkan campuran yang kaya, pada saluran masuk dipasang sebuah piringan (choke) yang dapat menutup saluran melalui saluran utama. Pada saat choke valve ditutup, kevakuman yang terjadi disaluran udara masuk akan “memaksa” bahan bakar lebih banyak keluar dari ruang bahan bakar sehingga campuran menjadi kaya.

c.       Piston Valve (Thorttle Valve).

Secar umum piston valve mengatur besar kecilnya saluran venturi, tetapi kalau kita lihat lebih jauh lagi, piston valve mengatur jumlah gas bahan bakar yang masuk kedalam silinder engine.

Dilihat dari sisi ini maka fungsi piston valve adalah:

·        merubah putaran engine.

·        Mempertahankan kecepatan engine (kendaraan) pada beban yang berbeda.

Piston valve dilengkapi dengan jarum skep (jet needle) yang berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang keluar dari saluran utama (main jet).

Jarum skep ini memilii beberapa posisi pengaturan yang dapat digunakan untuk menambah atau mengurangi pengeluaran bahan bakar dari saluran utama.

d.      Main Jet.

Main jet berfungsi untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar yang sesuai pada semua tingkat keepatan engine putaran tinggi.

Hal ini dimungkinkan oleh perubahan posisi piston valve. Semakin tinggi posisi piston valve, maka semakin tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk jarum yang tirus, maka semakin besar celah antara main jet dengan jarum skep, maka semakin banyak bahan bakar yang akan keluar dari ruang bahan bakar.

e.       Slow Jet.

Saluran ini berfungsi untuk menyuplai bahan bakar kedalam silinder engine pada saat engine dalam kondisi putaran langsam. Pada kondisi ini pison valve dalam keadaan menutup rapat.

f.        Piston Valve Screw.

Sekrup ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya posisi piston valve (gas) pada saat engine putaran langsam.

g.       Pilot Screw.

Secrup ini berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang masuk ke ruang silinder sehingga diperoleh campuran yang tepat pada saat engine putaran langsam.

h.       Pompa Akselerasi.

Pompa akselerasi berfungsi untuk menambah jumlah bahan bakar saat engine mengalami perubahan kecepatan putaran, dari putaran rendah ke putaran tinggi. Penambahan bahan bakar ini diperlukan, sebab pada saat piston valve terangkat kevacuman akan turun sehingga suplai bahan bakar akan berkurang.

Demikian keterangan Memahami Komponen-Komponen Utama Karburator

Apakah oli yang merembes ini akan merusak mesin? Ya akan merusak mesin kalau akibat dari rembesan oli ini membuat oli mesin habis sehingga tidak ada oli yang bersirkulasi di mesin dan bisa membuat kopling slip jika terlalu banyak oli yang rembes jika sampai ke sistem kopling. Tetapi perlu kita tahu mobil transmisi manual yang kita sebut mesin diatas kita pisahkan menjadi dua bagian yaitu mesin nya itu sendiri dan bagian transmisi. Asal Oli rembes yang terlihat diantara kedua bagian mesin tersebut yaitu antara transmisi dan mesin disebabkan karena oli merembes berasal dari  seal kruk as bagian belakang atau seal crank shaft. Dan untuk mengatasi oli rembes dari seal kruk as /poros mesin bagian belakang ini harus mengganti seal crankshaft tersebut agar tidak ada lagi oli yang keluar melalui seal tersebut. Cara untuk ganti seal crankshaft belakang (baca:kruk as) yang posisinya terletak di belakang roda gila harus dengan menurunkan salah satu bagian mesin tersebut. Baik itu turun transmisi atau pun turun mesin tergantung konstruksi transmisi serta konstruksi mesin. Ada mobil yang lebih mudah dengan turun transmisi ada juga yang lebih mudah dengan menurunkan mesin. Mesin Subaru 4WD Turun Saat Ganti Seal Crankshaft Belakang Seperti contoh gambar mesin Subaru 4WD di atas lebih mudah turun mesin dari pada turun bagian transmisi ketika mengganti seal crankshaft. Semoga bermanfaat dan juga mengetahui asal oli bocor bagian yang mana pada mesin yang mengalami kebocoran oli jika ditemukan oli yang rembes dari bagian tengah mesin.

Perbedaan Mobil EFI atau Injeksi Dengan Karburator

Perbedaan Mobil EFI atau Injeksi Dengan Karburator

Sekilas tentang Perbedaan Mobil EFI atau Injeksi Dengan Karburator Secara prinsip perbedaan antara mesin mobil dengan sistem EFI dan karburator adalah terletak pada cara atau metode pemasukan bahan bakar ke ruang bakar mesin. Beda Mobil Dengan Sistem Karburator dan Mobil EFI/Injeksi Pada sistem karburator, bahan bakar masuk keruang mesin karena terdapat hisapan dari mesin, sedangkan pada mobil efi atau injeksi bahan bakar masuk ke mesin karena di semprotkan oleh injektor, bahan bakar di tekan oleh fuel pump dan saat penyemprotan serta volumenya di atur oleh ECU berdasarkan sensor-sensor.

Macam-macam,Jenis atau Tipe Mesin Mobil Injeksi Sistem Efi atau mobil EFI bisa di temui terbagi menjadi dua tipe yaitu:

EFI tipe D dan EFI tipe L.

Mesin Mobil EFI Tipe D

Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakan Vacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipol, alat sensor nya di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipol di informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya bbm yang di injeksikan melalui Injektor. Contoh mobil yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza, Terios, Rush, Timor DOHC Injeksi, Opel Blazer dan lain-lain.

Mesin Mobil EFI tipe L

Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L adalah Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, Hyundai Elantra dan lain-lain.

Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan slang ke Intake Manipol setelah Throttle Valve dan Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle Valve.

Nama Komponen-komponen sistem EFI atau Injeksi dan Fungsinya Berikut adalah nama-nama komponen pada mobil EFI beserta fungsinya secara umum terlepas dari tipe atau jenis mobil efi tersebut.

Fuel Pump atau Pompa Bensin, pompa bensin di gunakan untuk menghisap bbm dari tanki dan memompa pada tekanan tertentu untuk disalurkan ke delivery line sebelum diinjeksikan menunggu perintah ECU.

ECU atau Engine Control Unit berguna untuk mengolah data dari sensor untuk memberikan perintah pada aktuator untuk bekerja.

DLC atau Data Link Connector berguna untuk diagnosa kerja dari sistem.

Variable Resistor berfungsi untuk mengatur tingkat campuran bahan bakar dan udara pada mesin EFI dan harus menggunakan CO tester ketika melakukan penyetelan.

Speed sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan.

MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure sensor pada EFI tipe D berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuuman pada intake manipol. MAF atau Mass Air Flow pada EFI tipe L berfungsi untuk mendeteksi Volume Udara yang masuk menuju intake manipol.

TPS atau Throttle Position Sensor berfungsi untuk mendeteksi pembukaan katup gas sesuai injakan pedal gas.

Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengatur putaran mesin ketika idle atau putaran mesin tanpa beban atau putaran mesin ketika pedal gas belum di injak.

Injektor pada mobil Injeksi berfungsi untuk menginjeksikan sejumlah BBM berdasarkan perintah ECU.

Demikian Sekilas info mengenai mengenai Perbedaan Mobil EFI atau Injeksi Dengan Karburator

Cara Merawat Rantai Sepeda Motor yang baik dan benar

Cara Merawat Rantai Sepeda Motor


Bagaimana membersihkan Rantai roda, Komponen ini adalah bagian yang sanga penting berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Rantai ini juga punya masa pakai efektif yang terbatas, itu sebabnya perawatan rantai roda menjadi sangat penting untuk dijaga, agar rantai tetap berfungsi dengan baik.
Saat ini banyak sekali motor yang lebih mengutamakan unsur estetika daripada unsur ketahanan rantai roda, hal ini bisa dilihat dengan sangat sedikitnya motor yang menggunakan chaincase / penutup rantai roda, untuk melindungi rantai dari pengaruh cuaca. Padahal.. penutup rantai bisa membuat usia pakai rantai roda menjadi lebih panjang. Rantai tidak lekas berkarat, dan tidak mudah kemasukan kotoran.


Pengguna sepeda motorpun banyak yang kurang memperhatikan alias mengabaikan pentingnya perawatan rantai roda. Tidak jarang kita melihat ada pengguna motor yang rantainya putus, rantainya lepas, bahkan terjatuh karena rantainya terlepas dan mengunci ronda dengan swing arm.
Banyak pula yang rantai rodanya sampai menimbulkan suara berisik akibat kekencangannya tidak terjaga dengan cukup. Mengakibatkan gear set depan belakang ikut termakan gesekan dan menjadi runcing ujung mata gear-nya.
Kapan Saatnya Pengecekan
Lakukan pengecekan kekencangan rantai roda minimal sebulan sekali. Lebih aman jika anda melakukannya pada setiap kali anda melakukan penggantian oli mesin secara berkala. Agar tidak mudah terlupa.
Bagaimana Cara Merawatnya
Ada 3 hal RUTIN dan penting yang harus selalu dilakukan, yaitu Pengecekan, Penyetelan. & Perawatan.
Pengecekan
Cek kelurusan dan kesesuaian rantai roda dengan sproketnya. Hal ini penting untuk mencegah ausnya rantai motor anda akibat posisi gear rantai yang tidak lurus simetris depan belakang. Cek posisi mata rantai dan sambungan. Rantai yang mulai aus akan mulai mulur dan kendur dengan sendirinya. Perhatikan posisi rantai pada lengkungan gir belakang lalu tarik kebelakang rantai dengan tangan, apabila ada jeda / space lebih dari 3mm, maka bisa dipastikan rantai dan gir harus disetel ulang untuk mendapatkan kekencengan rantai yang memadai. Cek ketegangan rantai , tekan keatas rantai bagian bawah dengan tangan, apabila jarak main terlalu banyak segeralah disetel ulang.
Penyetelan
Seperti point diatas, apabila rantai bisa ditarik kebelakang berarti gir sudah mulai meruncing, apabila rantai bagian bawah ditekan keatas punya jarak main yang cukup banyak. Lakukan penyetelan dengan mengendorkan As Roda terlebih dahulu, kemudian putar kekanan baut setelan kekencangan rantai, putar perlahan sekali putar saja. Lakukan seperti itu sampai didapat kekencangan yang memadai. Artinya rantai tidak terlalu ketat / tegang, tapi juga tidak terlalu kendur. Setelah itu kencangkan kembali as roda motor Anda. Apabila rantai sudah tidak bisa dikencangkan karena sudah terlalu mulur, solusi hematnya anda bisa memotong 1-2 mata dengan menggunakan gerinda. Sambung kembali rantai, pasang klip dan penguncinya seperti posisi semula. Pemotongan rantai sebaiknya tidak dilakukan berkali-kali, apabila sudah pernah 2 kali dipotong, kali ke-3 sebaiknya rantai set diganti baru.
Perawatan
Untuk memperpanjang usia rantai, lakukan pelumasan rantai secara berkala dengan menggunakan chainlube atau bahasa kerennya pelumas rantai. Saat ini ada banyak sekali merek pelumas rantai di pasaran, pilihlah yang baik. Anda bisa bertanya kepada penjualnya, produk mana yang cukup baik.  Pelumasan rantai secara berkala selain berguna untuk mengurangi gesekan, memperpanjang usia rantai, juga menghindari terjadinya korosi akibat karat.Sekali dalam 3 bulan, anda dapat melakukan pembersihan kotoran pada rantai dengan menyemprot rantai dengan udara bertekanan (pakai kompresor) , campur dengan minyak tanah atau bensin. Agar semua kotoran dan sisa pelumas luruh bersih, siap untuk dilumasi kembali dengan pelumas rantai.


image image
Sebelum Lumasi                                                  Setelah Disemprot Pembersih Rantai


Stop!!! Jangan melumasi rantai oli dengan oli, karena putaran roda membuat semua oli akan terlempar kembali menyisakan kotoran pada velg motor Anda.
Lumasi rantai dengan gemuk (grease) yang dipanaskan agar gemuk dapat meresap kedalam roll rantai, caranya pertama-tama pilih gemuk yang baik, masukkan dalam panci bekas, kemudian rebus gemuk sampai 100 0C. Langkah berikutnya masukkan rantai kedalam gemuk yang telah mencair tadi, diamkan selama 15 menit agar semua larutan meresap kedalam celah-celah rantai. Sebelum gemuk menggumpal kembali, angkatlah rantai lalu keringkan. Setelah mengering. Rantai siap dipasang kembali.


Ingin yang lebih baik, gunakan pembersih dari pabrik semisal Motul Chain, Dupont dan lain-lain, minya pelumas ini merupakan minya sintetik.
Yang harus Dihindari agar rantai roda tidak lekas rusak :
1.Hindari kebiasaan menghentak laju kendaraan dengan melepas kopling dengan tiba-tiba.
2.Hindari kebiasaan menerabas banjir, terutama apabila anda tinggal didaerah pesisir.
3.Hindari kebiasaan membawa beban berat melebihi kapasitas yang diperbolehkan.
4.Hindari penggunaan ban besar plus velg casting wheel melebihi kapasitas yang seharusnya.
5.Gunakan rantai yang sesuai rekomendasi dari pabrik.


Demikian Cara Merawat Rantai Sepeda Motor

Sensor MAP dan Sensor Sensor Throttle Position

Sensor MAP dan Sensor Sensor Throttle Position

Berikut keterangan dari sensor-sensor yang ada pada mobil injeksi :

Sensor MAP (Manifold Absolut Pressure)

Sensor ini berfungsi mendeteksi perubahan tekanan (pressure) di intake manifold dirubah menjadi perubahan tegangan. MAP sensor terdiri dari  semi konduktor type pressure converting element  yang berfungsi merubah tekanan perubahan tekanan menjadi perubahan elektrik listrik (listrik) dan sirkuit elektronik yang akan meneruskan dan memperbaiki perubahan elektrik  tersebut.

ECM mengirimkan tegangan (reference voltage) sebesar 5 volt ke MAP sensor . Dengan adanya perubahan tekanan pada manifold, tahanan elektrik akan berubah.

Dengan memonitor sensor output voltage, ECM dapat mengetahui tekanan pada manifold (jumlah volume udara). ECM menggunakan sinyal tegangan dari MAP sesnsor sebagai salah satu sinyal untuk mengontrol injector, IAC Valve dan EGR Valve.

Sensor Throttle Position (TP)

Throttle position sensor terdiri dari contact point (switch CPT) dan potentiometer dan potensiometer yang terhubung ke throttle valve shaft pada throttle body yang berfungsi untuk mendeteksi  pembukaan throttle valve. Pembukaan throttle pada kondisi idle dapat diketahui dengan cara kunci kontak di-Onkan

Pembukaan penuh dideteksi oleh potensiometer sebagai berikut, ECM memberikan reference voltage sebesar 5Volt ke sensor, sehingga tegangan out put bervariasi yang disebabkan karena perubahan brush (pembukaan throttle).

Demikian penjelasan sensor  MAP dan Sensor Sensor Throttle Position