Alternator Voltage Output Test

Perform this test to determine if voltage regulator is operating correctly, using a 0-20 volt DC voltmeter.

Instructions

1. Connect positive (+) voltmeter lead to positive battery terminal and negative (–) voltmeter lead to negative terminal.

2. Start engine and run at fast idle until engine reaches normal operating temperature. Adjust engine speed to 1500-2000 RPM and observe voltmeter for highest reading. Reading should be between 13.9 and 14.7 volts.

3. If reading is high, check for a loose or dirty regulator ground lead connection. Be sure to disconnect battery cables before attempting to remove regulator.

Silinder

Silinder


Tenaga panas (thermal Energy) yang dihasilkan oleh pembakaran bensin dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap-tiap silinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah tenaga panas menjadi energi mekanik (gerak) seefisien mungkin :





  • Tidak Boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan udara saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas pembakaran antara silinder dan torak.


  • Tahanan Gesek antara torak dan silinder harus sekecil mungkin.


Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.


 image


 

Bentuk Honda CB150R Street Fighter Minimalis

Bentuk Honda CB150R Street Fighter Minimalis



Berikut modifikasi Motor Honda CB150R yang dibalut warna hitam dengan perpaduan tralis yang dipoles merah marun untuk menunjukkan kesan berani. Selain itu melalui perubahan beberapa part motor ini juga tampil semakin gahar.

Mengusung konsep aliran Street Fighter, menginginkan tunggangannya memiliki tampilan yang gahar namun tetap nyaman untuk digunakan harian. Meski untuk sekarang motor masih dalam tahap modifikasi yang minimalis.

 

Kemudian untuk biaya modifikasi, total keseluruhan sekitar Rp 3.305.000, melalui biaya tersebut motor sekarang tampil beda dan semakin menarik.

kemudian mengenai bengkel, semua dikerjakan sendiri oleh sang pemilik sekaligus modifikator ini dengan waktu pengerjaan kurang lebih selama 1 bulan.

 










Dunia Makin Berbahaya, Symantec Kasih Perlindungan Horisontal

Vice President, Asia South  Korea Regions, Symantec Corp.. Eric Hoh,

Vice President, Asia South Korea Regions, Symantec Corp.. Eric Hoh,


Vice President, Asia South Korea Regions, Symantec Corp.. Eric Hoh,


JAKARTA, PCplus – Makin hari, dunia makin berbahaya. “Ancaman terus berkembang. Tahun lalu jumlah serangan terarah (targeted attack, APT) naik 42%. Mereka sulit dideteksi. Sebanyak 93 juta identitas dicuri. Di Korea, sepertiga populasinya (20 juta) dicuri identitas kartu kreditnya. Bulan lalu, 40 juta informasi kustomer di AS hilang. Sejumlah 53% websites punya celah yang tidak ditambal (unpatched vulnerabililities),” ilustrasi Eric Hoh (Vice President Asia South Korea, Symantec Corp.) dalam jumpa pers dalam rangka Symantec Symposium 2014 di Jakarta (18/2/2014).


Hoh juga mengatakan, ancaman yang makin berkembang itu bisa datang dari mana-mana. Sumbernya bisa dari cloud, perangkat mobile, social media, big data, dan lain-lain. Maklumlah perkembangan TI makin pesat saja. Data misalnya, diproyeksikan akan tumbuh menjadi 8 zetabyte pada tahun 2015, dan 40 zetabyte di tahun 2020. Konsekuensinya, terjadi kompleksitas dari sisi infrastruktur. “Banyak produk berdiri sendiri-sendiri sehingga tidak bisa bekerja sama. Untuk mengintegrasikannya diperlukan integrasi vertikal,” terang Hoh.


Namun menurut Hoh, integrasi vertikal itu tidak sejalan dengan gaya Symantec. Symantec justru menggunakan pendekatan integrasi horisontal untuk melakukan pengamanan.


“Ini untuk membantu CIO agar bisa mendapatkan datacenter prioritas, kebebasan untuk membeli platform yang sesuai, membuat sistem yang tersedia setiap saat, dan memproteksi sistem di mana saja dan kapan saja. Apalagi ada BYOD (bring your own device). Kalau di Symantec ini adalah BYOE, yakni bring your own everything, yang membawa masuk segala sesuatunya termasuk koneksi dan aplikasi dari kustomer,“ terang Hoh.


Hoh mengatakan, Symantec punya solusi yang lengkap. Ia lalu mengutipkan data IDC dan Gartner tentang kepemimpinan Symantec. Gartner, menunjuk Symantec sebagai pemimpin enterprise information selama 10 tahun, e-discovery software, secure email gateway, endpoint protection platform, enterprise backup/recovery software, dan content aware data loss prevention. “Di seluruh dunia Symantec memberikan perlindungan terhadap 1 miliar pengguna,” ungkap Hoh.


Lalu bagaimana di Indonesia? Di Indonesia, kata Hoh, 8 bank besar sudah menggunakan proteksi dari Symantec. Begitu pula 5 perusahaan telekomunikasi terbesar dan perusahaan otomotif terbesar di tanah air, dan lebih dari 50 ribu pegawai pemerintahan,” tambah Hoh. 

Campursari Honda lawas dan gaya street cub semi modern

Berita Terkait

  • Honda Supra  X 125 FI terbaru dibanderol Rp 15 jutaan
    Honda Supra X 125 FI terbaru dibanderol Rp 15 jutaan

  • Keiritan Honda Revo FI tembus 92 Km/Liter

  • Ducati 1198 SP kustom, garangnya sang 'Matador Racer'


Merdeka.com - Aliran retro campursari dan semi modern kini sudah menggejala di hampir semua jenis motor. Mulai dari bebek hingga motor besar.Virus motor klasik-modern inilah yang kemudian hinggap sampai ke benak Widya Retno, sang pemilik Honda C-86 lansiran 1983.

Virus merestorasi motor klasik semi modern, rupanya berasal dari sang pacar yang juga hobi utak-atik motor, seperti mengkustom Honda GL kepunyaaannya

Honda Street Cub Klasik-Semi Modern

"Mau belajar motor dengan motor custom dari pacar. Dia juga punya motor custom dari motor Honda GL," ujar Widya tersipu malu.

Niatan mendandani Honda lawas mendorong langkah Widya Retno untuk menyambangi bengkel modifikasi Nin Rocksta kepunyaan Nino Pramono.

Seperti kebanyakan motor klasik campursari part semi modern, bagian kaki-kaki adalah hal yang paling mendasar dipermak. Velg pun berganti milik TDR, depan berukuran 2.50 dan belakang 3.00. Keduanya dibalut karet bundar lebih gambot Indotire 80/90-17 depan dan belakang Indontire 120/70-17.

Honda Street Cub Klasik-Semi Modern

Rem tromol jadul diamputasi, digantikan disk Suzuki Satria FU di belakang, sementara gir memakai buatan Polaris (TK Racing) dengan rantai pilihan merek DID.

Memperkuat otot si HD alias Honda Dulu, lengan ayun mengaplikasikan produk custom Supertrack. Dari arm menjalar ke footstep Arachid dengan sokongan shockbreaker milik DBS, dan knlapot custom by Sanley.

Honda Street Cub Klasik-Semi Modern

Urusan handling, stang dicomot produk custom, hingga bagian jok juga hasil customize yang mengeliminasi boncenger alias single rider. Terkenal dengan produk Retro, Widya mencangkok lampu utama dan stoplamp kepunyaan Polaris.

Honda Street Cub Klasik-Semi Modern

Makin kompit setelah sang bebek klasik dilaburi warna biru keabu-abuan. Sayap membentang di sisi kanan-kiri cub-nya dicat hitam doff. Dan Widya pun mengamini jika motornya kini beraliran konsep Street Cub Klasik-Semi Modern.

Spesifikasi

  • Motor: Honda C-86 Tahun 1983 (Tangerang Selatan)
  • Pemilik: Widya Retno
  • Bengke: Nin Rocksta
  • Pemilik bengkel: Nino Pramono
  • Alamat: Komp. Taman Alfa Indah Joglo Jakarta Barat
  • Ban depan: Indotire 80/90-17
  • Ban belakang: Indotire 120/70-17
  • Velg depan: TDR 2.50
  • Velg belakang:TDR 3.00
  • Footstep: Arachid
  • Shockbreaker belakang: DBS
  • Knalpot: Custom By Sanley
  • Jok: Custom
  • Setang: Custom
  • Disk belakang: Suzuki Satria FU
  • Stoplamp: Polaris
  • Headlamp: Polaris
  • Gir: TK
  • Rantai: DID
  • Arm: Supertrack Custom
  • Karbu: Jupiter
  • Riser: Variasi
(kpl/nzr/sdi)










Honda Odyssey Bertenaga Bugatti Veyron





Ontario, KompasOtomotif - Mobil keluarga tentu tidak butuh tenaga masif, tapi tidak dalam imajinasi Bisimoto Engineering.  Rumah modifikasi asal Amerika Serikat itu melahirkan konsep dramatis pada MPV tujuh penumpang, Honda Odyssey 2014 dengan hasil olahan dapur pacu 1.043 PS. Tenaga sebesar itu menyamai kemampuan Bugatti Veyron.



Dijuluki “Power-Van”, kreasi ini pernah menggemparkan eksebisi produk aftermarket SEMA di Los Angeles Convention Center, awal November 2013. Bisimoto sendiri menyebutnya salah satu kreasi paling “gila” yang pernah mereka buat, bahkan melebihi level mobil sport dan supercar garapan sebelumnya.



Hampir seluruh bagian mesin V6 J35 dijejali produk kompetisi. Seperti "jeroan" berganti peranti baru, turbo kembar, pemrograman ulang komputer, sistem pembuangan diperbesar, dan kaki-kaki diperkuat agar bisa menahan torsi.



Saat pameran, kemampuan aslinya tidak bisa perlihatkan. Namun pekan lalu, aksi “burnout” mobil berpenggerak roda depan ini sudah bisa disaksikan di Youtube. Kepulan asap putih menutupi fender, lalu bagian depan, dan akhirnya seluruh bodi.


Bisimoto tidak sendirian, sektor eksterior dikerjakan oleh Honda dibantu RJ Powercoating dan Rueda. Sementara sentuhan pada interior diberikan GJ, SOS Upholstery dan Recaro.


Saksikan aksi “burnout” di sini. 

Rear Spring Removal and Installation

A. MEASURING REAR SPRING HEIGHT

When measuring the rear spring heights, the vehicle should be placed on a level floor, have the correct front suspension height, the correct tire pressures, no passenger or luggage compartment load and a full tank of fuel.

(1) Jounce the vehicle several times (front bumper first). Release the bumpers at the same point in each cycle.
(2) Measure the shortest distance from the highest point on the underside of the rear axle bumper strap (at the rear of the bumper) to the top of the axle housing.
(3) Measure both the right and left sides.