KEAUSAN BAN

Keausan ban adalah suatu hilangnya atau rusaknya tapak ban atau permukaan karet ban karena gesekan yang terjadi ketika ban melaju dijalan. Keausan ban bermacam-macam tergantung dari tekanan angin ban, beban, kecepatan kendaraan, cuaca panas, kondisi permukaan jalan, temperatur dan faktor lainnya.

TEKANAN INFLASI
Tekanan angin yang kuran dapat mempercepat ban menjadi aus karena ban terlalu lentur terhadap permukaan jalan.

BEBAN
Semakin besar beban muatan juga semakin mempercepat keausan ban . Ban juga semakin cepat aus ketika berbelok dengan beban yang cukup besar karena gaya sentrifugalnya lebih besar ketika berbelok mengakibatkan gesekan antara ban ban permukaan jalan menjadi lebih besar.

KECEPATAN KENDARAAN
Gaya laju dan pengereman, gaya sentrifugal ketika berbelok, dan gaya lainnya yang ditimbulkan pada ban, bertambah berbanding sama dengan kecepatan kendaraan. Bertambanya kecepatan kendaraan akan melipatgandakan gaya-gaya tersebut, semakin bertambahnya gesekan yang terjadi antara tapak ban dan permukaan jalan akan mempercepat tingkat keausan ban. Sebagai tambahan, kondisi jalan juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keausan ban. Jalan yang kasar juga bisa sebagai pemicu ban menjadi lebih aus.

TEKANAN ANGIN
Tekanan angin di dalam ban adalah sebagai penopang berat kendaraan. Ban pada dasarnya adalah sebuah kontainer penampung udara. Tekanan angin yang tepat membuat handling dan traksi menjadi lebih baik serta ban menjadi lebih awet. Apabila udara di dalamnya berisi gas, maka pada saat dingin yang terjadi adalah sebaliknya. Untuk setiap 10 derajat fahrenheit (sekitar 5.5 derajat celcius) temperatur ambient di dalam akan berubah, tekanan angin ban akan berubah sekitar 1 psi. tekanan angin akan turn seiring dengan rendahnya temperatur, dan naik apabila temperaturnya juga naik. Perbedaan nyata antara musin panas dan dingin adalah sekitar 50 derajat F (sekitar 28 derajat celcius), yang akan mengakibatkan turunnya tekanan angin ban sekitar 5 psi dan akan mempengaruhi handling, traksi, durability dan safety.
Tekanan angin yang dianjurkan adalah tekanan “dingin”, sehingga perlu didinginkan dengan istrirahat beberapa saat bila pergi bila untuk jarak jauh. Perlu diingat bahwa tekanan angin cenderung akan turun sekitar 1 psi per bulan, sehingga harus sering-sering diperiksa.

ROTASI BAN
Rotasi ban bisa dilakukan dengan beberapa cara. Jika dilakukan sesuai anjuran, maka bisa membuat ban menjadi awet dan tingkat keausan berata satu dengan yang lainnya. Bahkan juga bisa memberikan keuntungan terhadap performa kendaraan. Kapankan ban harus dirotasi ? Dianjurkan untuk melakukan rotasi ban setiap kilometer 3,000 sampai 5,000, mesikipun ban tidak terlihat aus. Rotasi ban sering bisa dilakukan bersamaan dengan waktu penggantian oli. Ingat bahwa rotasi ban tidak membetulkan problem keausan ban karena kesalahan tekanan angin atau adanya komponen mekanikal yang aus.

MENGUKUR SIDE-SLIP
Side-slip adalah total jarak dimana ban kiri dan kanan selip ke salah satu sisi pada saat mobil bergerak. Side-slip diukur menggunakan side-slip tester dengan menjalankan mobil secara perlahan lurus ke depan. Side-slip diekspresikan sebagai suatu gerakan selip ke samping dalam satuan mm per 1m untuk gerakan maju ke depan. Tujuan dari pengukuran side-slip adalah untuk penyetelan wheel alignment secara menyeluruh. Penyebab side-slip umumnya adalah camber atau toe-in yang tidak benar, namun perlu juga diperhatikan bagian caster dan steering axis inclination. Prosedur pengukuran :
- Jalankan kendaraan secara perlahan lurus ke depan di atas side-slip tester.
- Lihat bersarnya side-slip pada ban yang melintang dari tester. Batas side- slip : Kurang dari 3 mm/m (0.118 in/ 3.28 ft) Jika side-slip melebihi batas, maka toe-in atau faktor kelurusan roda depan kemungkinan tidak benar.

WHEEL BALANCE
Ban dikatakan seimbang (balanced) apabila berat ban didistribusikan secara merata ke sekeliling axle. Ban yang tidak balance berpengaruh terhadap kenyamanan, keausan ban, bearings, shocks abshorber dan komponen lainnya. Jika kendaraan mengalami getaran yang tergantung dari kecepatan, dan bertambah cepat getarannya begitu kecepatan kendaraan bertambah, maka kemungkinan ada kaitannya dengan faktor balance. Kemungkinan lain penyebab getaran adalah ban atau posisi ban yang kurang sempuna. Problem tersebut terjadi apabila ban mempunyai hight spot (noda/gompal), apalagi bila hight spot tersebut sudah banyak di sana-sini. Sehingga memperbesar lompatan ban atau ban mengalami run-out.
Pada kecepatan tinggi, apabila wheel assembly tidak balance, (disc wheel plus ban ), dapat mengakibatkan getaran yang kemudian terasa getarannya pada bodi kendaraan melalui komponen suspensi, yang menggangu kenyamanan pengemudi dan penumpang.
Oleh karena itulah, perlu sekali untuk melakukan balancing (disebut dengan wheel balancing) pada wheel assemblies untuk menghilangkan getaran tersebut.