Cara Kerja Pompa Oli Power Steering

Pompa oli termasuk komponen utama untuk memperingan kerja steer, pompa oli ini ada beberapa macam berdasarkan cara mengalirkan oli, ada pompa vane dimana pompa ini menggunakan bilah-bilah sebagai pemindah oli (displcement), kemudian ada juga gear pump yang menggunakan gear sebagai pemindah olinya, yang ketiga piston pump, jenis yang ketiga ini biasanya digunakan pada pompa alat berat.

Flow control valve
Flow control valve dipasang untuk mengatur jumlah minyak power steering sesuai dengan batas optimal, sehingga tidak mengikuti kecepatan putaran pump.

Berikut adalah penjelasan cara kerja flow control valve berdasarkan kecepatan engine.

Minyak power steering yang dikeluarkan dari pump disuplai melalui celah sekeliling rod pada lubang A1 ke gear box.

Begitu kecepatan engine bertambah, jumlah minyak power steering yang dileluarkan oleh pump juga akan meningkat menyebabkan terjadi perbedaan tekanan diantara kedua ujung orifice (P1 – P2). Kemudian tekanan yang melebihi tersebut menekan flow control spring ke kanan seperti tampak pada gambar, sehingga membuat bukaan orifice menjadi lebih sempit kemudian aliran minyak power steering yang masuk ke gear box juga akan dibatasi sesuai dengan kebutuhan, dan kelebihan pelumas tersebut dikembalikan ke pump.

Begitu kecepatan engine naik lebih tinggi, maka bukaan orifice akan semakin dipersempit sehingga yang masuk ke gear box juga akan berkurang. Hasilnya, tekanan hydraulic yang diberikan ketika kemudi diputar juga akan menjadi lembat. Dengan cara ini maka akan diperoleh tingkat kestabilan kemudi yang baik.

Relief valve yang letaknya di dalam flow control valve mengatur jumlah tekanan maksimal hydraulic. Steel ball di dalam relief valve dibawah tekanan hydraulic pressure datang melalui orifice A2. Pada saat steering wheel diputar dan tekanan naik lebih dari 75-82kg/cm2 (1060-1160 psi), maka relief spring akan tertekan mendorong steel ball sehingga minyak power steering bisa mengalir ke power steering pump.
Relief Valve
Kerja relief valve ini menyebabkan perbedaan tekanan antara between chamber A dan B. Kemudian flow valve bergerak ke kanan membuka orifice A1, sehingga tekanan hydraulic tetap terjaga dengan konstan.